Jakarta Raya


Terlepas dari kehidupan politik yang sekarang menjadi sorotan diberbagai media, menurut gue Jakarta mempunyai kesan yang lebih dari sekedar 'siapa yang memimpin'. Pemerintahan di Jakarta itu cuma bonus buat gue, mereka cuma fasilitator. Sementara kalian, warga Jakarta, kalianlah yang sebenernya menjadi pemimpin surroundings kalian sendiri

Jakarta bukan Bandung yang akan bikin kalian mendadak artsy, bukan juga Jogja yang akan tiba-tiba bikin kalian puitis. Jakarta ya Jakarta. Jakarta Keras, kata sebagian orang

Jakarta is home

Ini yang gue suka dari Jakarta. Ia ngga pernah menjadi pelarian. Karena mungkin ratusan orang pergi keluar kota, berusaha membebaskan diri dari seseknya ibukota. Mereka mencari 'rebound' yang setidaknya membuat mereka sedikit lebih baik sampai akhirnya -- ketika mereka sudah merasa 'lebih baik' -- mereka pulang. Mereka kembali ke Jakarta. Karena, pahitnya, semua jawaban ada di Jakarta


But Jakarta is a battlefield too 

Selain pulang, Jakarta juga sebenernya menyimpan banyak 'musuh' yang mau ngga mau harus kita taklukin. Entah dalam bentuk manusia, dalam bentuk tempat atau dalam bentuk... 'pikiran' yang sebenernya kita sendiri ngga sadar kalo mereka itu lawan kita. Hal tersebut mungkin yang menjadi alasan bagi orang-orang (termasuk gue) ingin keluar dari ring tinju yang ngga hanya membuat fisik gue babak belur, tapi mental dan tenaga gue yang semakin jatoh ketitik paling rendah. Anehnya, gue justru merasa harus kembali ke Jakarta secepatnya untuk (paling engga) melanjutkan segala pertempuran di Jakarta

Pernah denger kata-kata "Setiap sudut Jakarta punya cerita"? Karena selama 18 tahun gue tinggal di Jakarta (dan mungkin akan kembali menetap setelah lulus dari sini), banyak hal-hal menyenangkan yang sampe sekarang masih gue inget dengan baik. Dimulai dari di Jakarta Utara, Ancol. Ya, siapa yang ngga tau Ancol? Gue inget pengalaman cinta monyet SMP gue di Ancol. Lalu di Timur Jakarta, dimana gue menghabiskan 6 taun terakhir gue di Jakarta bersekolah didaerah sana. Lalu Jakarta Pusat, rumah gue serta tempat-tempat bersejarah buat gue. Gambir, Menteng, Senen, Thamrin, Sudirman. Lalu, Jakarta Barat. Gue ngga terlalu sering kesini, tapi gue inget betul untuk pergi kemall didaerah ini hanya karena bm gue terhadap barang tersebut. Hehehe. Lalu, Jakarta Selatan. Senayan. Labs Project, dan Senayan City. Kalau diinget-inget lagi lucu banget sih (dan jijik).

"Jakartans are the worst" said someone on Twitter
Yet some of those worst people are my favorite 


Jakarta panas, Jakarta macet
"Ya Allah gue pengen pindah kebulan aja kalo begini caranya"

Jakarta ya Jakarta
Tapi saya bersyukur lahir dan besar di Jakarta
Kalo ngga ada kejadian-kejadian disana, mungkin saya ngga akan di Jogja sekarang. Duduk sambil nulis seberapa chaotic yet poetic-nya Jakarta diblog ini




Terimakasih, Jakarta Raya

Comments