Untuk Perempuan Tanpa Pelukan

judul post gue kali ini terinspirasi dari salah satu judul lagu favorit gue dari band favorit gue, Payung Teduh. hari ini gue izin ngga kuliah dikarenakan perut gue lagi sakit-sakitnya dihari kedua mens. seperti biasa, waktu kosong dikos biasanya gue manfaatin buat nonton video di youtube, baca-baca artikel atau blog temen-temen gue dan simply brain storming. kali ini gue ngga brain storming untuk sebuah project tapi lebih ke brain storming yang pada akhirnya merubah perspektif gue terhadap pandangan kehidup yang gue punya sekarang 

mungkin judul post ini membuat gue terlihat seperti seseorang yang sangat lonely, tapi nyatanya engga. gue dulu selalu menganggap bahwa menjalani hidup tanpa pasangan itu merupakan suatu hal yang miserable. gue sering menganggap diri gue rapuh tanpa bantuan orang lain, kasarnya "gue ngga bisa kayaknya hidup sendiri" seperti yang pernah gue ceritakan disini

pernah denger quote "the love you take is equal with the love you make" kan pasti? arti dari quote ini juga merupakan salah satu alesan kenapa gue berubah jadi lebih 'kaku' dan ngga mau sedependent itu dalam sebuah hubungan percintaan. tapi dalam case ini, bukan cuma tentang 'love'. gue merasakan banget bahwa dalam hubungan gue, terdapat hukum everything i take is equal with everything i make. seperti saat gue melakukan suatu kesalahan, cukup lama setelahnya.. pasangan gue inilah melakukan hal yang sama kegue. dan kalo boleh jujur, hal ini juga rada bikin gue trauma dan merasa harus lebih berhati-hati dalam ngejalanin sebuah hubungan

but then again i want to break the record. gue ngga mau terus-terusan terjebak dalam keadaan yang sebegitu dependent, gue mau keluar dari zona aman gue. beberapa hari yang lalu gue pergi kesurabaya untuk sekedar refreshing habis uts. mungkin biasanya gue akan memilih untuk pulang kejakarta dan bertemu dengan manusia yang 'itu itu aja' (terlepas dari keluarga gue), tapi ngga tau kenapa gue justru lagi ngga mau balik kejakarta dan kebetulan di surabaya cukup banyak temen-temen deket gue. beli tiket kereta sendiri, dengerin lagu sambil diem-diem observe orang-orang sekitar. rasanya menyenangkan banget. nyoba hal baru yang ngga pernah gue bayangin sebelumnya. disurabaya gue juga ngga cuma ketemu sama temen-temen deket lama gue, tapi gue ketemu sama temen-temen baru dan menghabiskan waktu sampe tengah malem buat bercanda-bercanda sama mereka

keberangkatan gue kesurabaya mungkin salah satu dari sekian banyak hal yang mungkin 'ngga akan bisa' gue lakukan kalo gue masih terkekang dalam sebuah hubungan, terlebih karena ada satu dan lain hal yang pasti malah bikin pasangan gue marah (im so sure about this)

walaupun perjalanan gue singkat dan gue ngga sebegitu solo-traveling disana, tapi gue merasa sangat senang karena gue berhasil mengatasi keparnoan gue terhadap banyak hal yang dari dulu selalu menghalangi gue setiap gue mau coba semua hal-hal baru

selain itu juga, gue mengganti hampir keseluruhan aspek diblog gue. dari header sampe link. perubahan ini bukan semata-mata karena gue bosen kok. tapi gue merasa nama hudjan terlalu identik dengan sesuatu yang mengingatkan gue pada sesuatu (atau seseorang?). karena ngga lama lagi, gue akan segera melepaskan usia yang bisa dibilang sangat dipenuhi dengan rollercoaster of emotion. usia dimana gue literally memulai memahami printilan-printilan kecil dikehidupan yang sering gue anggep remeh

ada suatu hal yang sangat ingin gue lawan dihari-hari nanti. bahkan gue harap hal itu lenyap aja dari kehidupan gue. hal ini adalah bukti bahwa gue belum bisa sebegitu menerima dengan apa yang gue punya sekarang. ya, insecurities. cukup sering gue merasa ngga nyaman kalo harus upload selfie atau foto muka keinstagram sampe salah satu temen gue bilang "kita tunggu sampe kapan post ini" atau "paling sebentar lagi diapus". karena memang gue sebegitunya. malemnya gue upload, besoknya langsung gue hapus. dan akhirnya gue sampe ketitik "mau sampe kapan dhir kayak gini terus?" padahal sejujurnya gue juga ngga dapet komentar negatif difoto itu.. tapi gue merasa ngga cukup aja untuk ngeshare selfie diinstagram.. dont ask me why

gue ingin mulai merasa nyaman dengan apa yang gue punya sekarang. gue ingin improve segala kebisaan gue. gue mau nulis lebih banyak, explore lebih banyak, nyoba lebih banyak. gue memang terkesan optimis, tapi gue selalu inget kalo bakalan ada suatu titik dimana kita gagal. tapi lagi lagi gue ingin mengingatkan diri gue sendiri bahwa kegagalan itu justru yang bikin gue berkembang. karena dari kegagalan, gue bisa mencerna. gue bisa tau dari sisi mana gue salahnya. dan gue akan belajar lebih baik lagi. mungkin siklusnya akan kayak gitu terus sampe gue tua nanti

sebelum gue minta kado sama orang-orang, gue justru meminta kado buat diri gue sendiri. since, dealing with other person is much easier than dealing with ourselves right? bukan dalam bentuk benda, bukan dalam bentuk tulisan. tapi gue ingin memaksa untuk menghargai diri sendiri. gue ngga mau lagi menganggap diri gue sebagai rongsokan yang useless atau gimana. gue pengen memberi value didiri gue sendiri. gue mau belajar lebih banyak tentang hal akademis maupun non-akademis, memanfaatkan waktu yang gue punya, dan yang paling penting mencintai diri gue sendiri. mencintai yang gue maksud disini bukan yang membuat lo jadi egois atau mementingkan diri lo sendiri kok. tapi gue yakin disaat kita bisa mencintai dan menghargai dan memperlakukan diri kita sebaik mungkin, semesta akan berkonspirasi untuk menyebarkan aura positif yang kita punya kesekeliling kita. dan insya Allah, orang-orang yang ada disekitar kita juga bakal bersikap baik kekita. Aaamiin :)

btw, post ini gue tulis sambil gue ngulang-ngulang lagu Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan yang dicoverin sama salah satu vlogger favorit gue



terimakasih kak gita savitri devi! :) 


& cheers for better days ahead :) 

Comments